Sabtu, 09 November 2013

Cara Memasak Nasi Tim

Baby O udah gede.. Udah bisa duduk tegak sendiri. Udah bisa ngerangkak n ngerecokin mamanya masak. Udah bisa berdiri-berdiri pegangan ke perabot rumah. Dan... udah bisa joget! lol Baby O juga udah tumbuh gigi-giginya. Senengnya.. Makanannya pun sekarang udah bukan bubur lagi, melainkan nasi tim. Jrengg jreenggg... Bertambahlah kerepotan mama. huhuhu.. Tapi demi memberikan makanan bergizi, nggak apa-apa kan repot sedikit. Apalagi baby O nggak pernah suka yang namanya bubur ato nasi tim yang instan-instan. Berhubung mamanya oon di bidang masak-memasak, kemaren sempet nanya-nanya dulu ke sodara cara masak nasi tim. Haha.. Aku jadi mayu.. Makanya mau dishare, kali aja ada juga ibu-ibu di luar sana yang sama gagap kualinya sama mama baby O.

Ini cara membuat nasi timnya:

  1. Cuci beras secukupnya hingga bersih (biasanya sih setengah cup takaran beras)
  2. Iris-iris dan cincang kasar bawang bombay dan bawang putih (bawang bombang 1/4, bawang putih 1 siung)
  3. Cincang kasar sayur, daging, dan bahan pelengkap lainnya
  4. Tumis bawang bombay dan bawang putih dengan 1 sendok minyak goreng (boleh minyak biasa, minyak zaitun, atau sedikit butter)
  5. Setelah layu dan terkaramelisasi masukkan beras yang sudah dicuci, aduk-aduk
  6. Masukkan air kaldu ayam atau air biasa, aron beras hingga setengah matang dan air hampir habis. Bahan pelengkap bisa ditambahkan sambil mengaron, terutama yang keras. Seperti kacang merah, misalnya. Kalau sayuran sebaiknya ditambahkan saat ditim supaya tidak overcooked.
  7. Pindahkan beras yang sudah diaron ke dalam mangkuk.
  8. Masak air di dalam panci besar bertutup hingga mendidih. Masukkan mangkuk berisi nasi yang sudah diaron.
  9. Tim nasi hingga matang.
Untuk memasak nasi tim, airnya harus lebih banyak dibanding memasak nasi biasa. Kalau setelah diaron nasi masih belum lunak, bisa ditambahkan air sedikit saat ditim. Air yang digunakan sebaiknya air kaldu, karena rasanya pasti lebih mantap. Untuk daging, bisa dicincang dan dimasukkan dari awal, bisa juga ikut diaron utuh terus diangkat dan disuwir-suwir, dan dicampurkan lagi ke nasi belakangan. Yang mana aja deh yang dirasa enak. Yang jelas, wanginyaaa nggak nahan buat yang suka nasi tim. Selamat mencoba ya..

Kamis, 04 Juli 2013

Cara membuat puree buah dan sayuran

Pada awal-awal bayi mulai makan, makanan padat yang diberikan dianjurkan dalam bentuk halus. Jaman dahulu, banyak ibu yang memberikan makanan halus ini dengan memamah atau mengunyahnya terlebih dahulu sebelum diberikan ke bayi. Namun ditinjau dari segi medis, ternyata cara ini dapat menularkan kuman kepada bayi. Yang paling nyata adalah kuman Helicobacter pylori, yaitu kuman yang menyebabkan tukak lambung atau luka pada lambung, serta gastritis atau maag.

Untungnya, bunda jaman sekarang bisa memberikan makanan yang dihaluskan dengan bantuan blender. Nggak punya blender? Ada grinder, parutan, ataupun parutan keju. Nggak punya juga? Pisaupun jadilah.

Makanan halus dapat terbuat dari nasi, buah ataupun sayuran. Sayangnya beberapa jenis buah dan sayur bersifat keras sehingga tidak bisa langsung diberikan ke bayi. Untuk itu, bunda bisa mengukusnya terlebih dahulu, baru dihaluskan dan dibuat puree. Mengapa tidak direbus saja? Karena kalau direbus, sebagian nutrisi bisa ikut hilang dan terlalu panas, sehingga vitamin yang tidak tahan panas akan ikut larut. Berikut cara membuat puree buah dan sayuran.

1. Cuci bersih buah atau sayur
2. Kupas kulit buah hingga bersih. Buang bijinya.
3. Potong-potong dengan ukuran sedang dan atur rata di pinggan tahan panas.
3. Kukus dalam dandang berisi air mendidih selama 5 menit
4. Haluskan
5. Puree siap digunakan. Sisanya bisa dibekukan atau disimpan dalam lemari pendingin

Untuk buah yang mudah teroksidasi seperti apel, ada baiknya diparut atau menggunakan grinder. Kalau diblender, apel dapat dengan cepat teroksidasi dan warna berubah menjadi cokelat. Memang masih bisa diberikan dan aman. Hanya saja manfaat antioksidannya jadi berkurang.

Untuk buah yang lunak seperti pisang dan pepaya, tidak perlu dikukus terlebih dahulu. Selamat mencoba..

Cara membuat bubur susu sendiri

Selain bubur nasi, bayi yang berusia 6 bulan juga bisa diperkenalkan dengan makanan padat melalui bubur susu.

Bubur susu atau rice cereal sebenarnya bisa kita temukan dalam bentuk instan di pasaran. Tapi berhubung baby O nggak suka rasanya dan saya menghindari sebisa mungkin produk instan ini, jadi saya coba membuat bubur susu sendiri. Selain lebih murah dan sama praktisnya, Bubur buatan sendiri tentu lebih alami dan rasanya beda jauh sama yang buatan.

Sebelum membuat bubur susu, kita persiapkan tepung beras, tepung beras merah, atau tepung kacang hijau. Berikut cara membuatnya:

1. Cuci bersih beras, beras merah, atau kacang hijau. Jumlahnya sesuka and.
2. Tiriskan dan keringkan sementara waktu.
3. Blender sampai halus
4. Sangrai sampai benar-benar kering sehingga menjadi tepung. Tidak perlu sampai kuning atau berubah warna. Sangrai dimaksudkan agar tepung benar-benar kering sehingga tidak mudah rusak dan berkutu.
5. Simpan dalam plastik atau wadah tertutup

Cara membuat bubur susu:
1. Masukkan 3 sendok tepung
2. Masukkan 1 sendok formula bubuk (tambah air matang) atau ASIP secukupnya
3. Masak sambil diaduk sampai menjadi bubur. Matikan api.

Untuk meningkatkan rasa, tambahkan puree buah-buahan setelah bubur matang. Misalnya pisang yang dilumatkan, puree apel, puree pir, dan sebagainya. Hasilnya, baby O makan dengan lahap. Hehe..

Rabu, 03 Juli 2013

Membuat bubur bayi menggunakan slow cooker

Kalau baca- baca di milis, banyak ibu-ibu yang memasak bubur untuk buah hatinya menggunakan slow cooker. Yang paling populer adalah slow cooker Takahi. Takahi sendiri punya produk slow cooker bermacam-macam ukuran. Yang pas untuk membuat bubur bayi sebenarnya adalah yang berukuran 0,7 liter. Kenapa? Karena awal-awal makannya nggak banyak. Bahkan sekali masak bisa untuk 3-4 kali makan. Produsen Takahi juga menganjurkan agar air saat memasak sebaiknya tidak kurang dari setengah pot. Kalau pake yang ukuran besar, terus buat makan berapa kali dong. Hehe..

Saya sendiri pakai yang ukuran 1,2 liter. Dengan harapan kalau baby O udah bisa makan nasi, slow cookernya juga bisa dipake untuk masak daging, sop, kaldu, dan lain-lain. Slow cooker ini dikenal dengan kepraktisannya, karena bahan tinggal cemplung, ditinggal 6 jam tau2 jadi. Magiiicc! *lebay Tapi selama ini saya pake selama 4 jam buburnya juga udah jadi kok. Malah kalau kelamaan ditinggal bubur jadi nempel di pot dan terlalu kental. Jadi biasanya saya aduk dan matikan di tengah proses, meskipun belum mati secara otomatis.


Caranya gimana? Begini caranya:
1. Cuci bersih beras sebanyak 5 sendok atau kira-kira setengah cup takaran beras
2. Masukkan bawang bombay 1/4 buah, daun salam, atau ditambah bawang putih cincang dan bumbu lain jika suka.
3. Masukkan beras, dan tambahkan air 400 - 500 cc
4. Lap bagian bawah dan luar pot, jangan sampai basah
5. Letakkan pot di basis dan pasang tutupnya.
6. Nyalakan slow cooker, atur ke auto (kalau yg 0,7 l nggak ada pengaturnya. Yg 1,2 l bisa diatur ke high kalau ingin lebih cepat)
7. Nonton tv ato tinggal tidur. Hehe


Biasanya kalo yang 0,7 l alat akan mati dengan sendirinya begitu proses memasak selesai. Tapi berhubung saya pakai yang 1,2 liter entah kenapa nggak pernah sampe mati sendiri meski udah 6-7 jam. Untung masaknya siang, jadi bisa ditungguin. Dan cukup 4 jam biasanya sudah saya matikan.

Untuk bahan-bahan pelengkap, saya masukkan sekitar 1 jam sebelum dimatikan. Karena rata-rata saya masaknya 4 jam, jadi setelah 3 jam baru dimasukkan tempe, tahu, kacang merah, dll. Tapi untuk daging boleh aja dari awal memasak, supaya kaldunya lebih terasa. Kalau untuk sayuran, ada yang menganjurkan dimasukkan 2 jam sebelum matang. Tapi pernah saya coba, sayur jadi terlalu layu. Jadi sekarang sayurnya saya kukus dan blender terpisah. Waktu baby O mau makan baru dicampurkan dengan buburnya.
Setelah bubur matang, biasanya juga masih akan terlihat 'jus' atau cairan bubur yang menggenang. Cukup diaduk aja, karena nanti akan mengental dengan sendirinya. Bubur yang sudah jadi, bisa disaring untuk bayi yang lebih kecil. Untuk baby O yang berumur 6 bulan, bubur ini cukup untuk 3-4x makan. Simpan di wadah tertutup di lemari pendingin (bukan freezer ya bun). Sebelum makan cukup dihangatkan sebentar. Kalau kekentalan, bubur boleh ditambah kaldu atau air matang.

Demikian cara membuat bubur dengan slow cooker versi saya. Kalau ada yang punya versi lain silakan dishare ya, bun. Happy cooking.

Btw, dulu belajar bikin buburnya juga liat di sini.

Cara membuat bubur bayi



Setelah 6 bulan ASI eksklusif, sekarang saatnya si kecil mulai makan makanan padat. Sesuai anjuran, makanan padat diperkenalkan mulai dari bentuk yang halus-halus terlebih dahulu. Seiring waktu, baru teksturnya perlahan diperkasar dan bisa diberikan makanan yang agak keras. Tahapan ini diperlukan, selain untuk melatih anak dalam menelan makanan, juga karena usus yang belum 'kuat' untuk menerima makanan yang keras. Jika dipaksakan, bayi bisa mengalami yang namanya terselip (intussusepsi) atau terpuntir (volvulus).
Nah, maka dari itu perjuangan bunda untuk memberikan makanan juga dimulai. Kali ini saya ingin membagikan cara memasak bubur nasi, seandainya bunda masih bingung atau belum pernah memasak bubur untuk bayi. Biasanya saya memasak bubur dari nasi yang sudah matang supaya proses memasaknya lebih cepat. Berikut caranya:
1. Siapkan nasi putih kira-kira 2-3 sendok makan
2. Masukkan air putih sekitar 1 gelas. Bisa ditambah jika pada prosesnya kurang. Ini bergantung pada sifat beras/nasi yang digunakan.
3. Masukkan bawang bombay 1/4 buah dan daun salam 1 lembar. Jika suka bisa ditambah bawang putih cincang atau bawang merah.
4. Masak hingga menjadi bubur.
5. Saring bubur, bisa dengan saringan kawat ataupun grinder. Bisa juga diblender.
Hasilnya cukup untuk makan satu kali si kecil.

Grinder

Mudah bukan bun? Resep ini adalah resep dasar. Jadi bisa dimodifikasi dengan menambahkan protein maupun sayuran. Nggak perlu menambahkan gula ataupun garam ya bun. Bayi belum butuh garam sampai usia 1 tahun. Kalau nekat, anak bisa darah tinggi. Gula juga sebaiknya tidak diberikan, karena bisa menaikkan kadar gula darah sejak dini. Biarkan anak merasakan rasa alami dari makanan yang kita perkenalkan.

Buat bayi yang baru belajar makan, sebaiknya makanan baru diperkenalkan dengan selang waktu 4 hari, guna melihat ada tidaknya alergi. Ingat juga ya bun, kalau anak belum terbiasa, sebaiknya sayuran jangan dicampur-campur. Satu macam dulu cukup, plus proteinnya. Kalau kebanyakan, anak bisa diare. Jadi dikombinasikan aja protein dan sayurannya. Protein di sini bisa didapat dari tempe, tahu, hati ayam, kacang-kacangan (kacang merah, polong), daging, ayam, telur, ikan, dan lain-lain. Sayur misalnya brokoli, bayam, bayam merah, asparagus, buncis, wortel, dan teman-temannya. Untuk lemak, boleh ditambahkan sedikit saja butter, minyak zaitun, atau sudah didapat dari kacang-kacangan dan ikan laut dalam (tuna, sardin, salmon).
Semoga bermanfaat.

Selasa, 02 Juli 2013

Cara menyusui sambil tiduran

Dulu waktu Baby O baru lahir, rasanya pengeeen banget bisa nyusuin sambil tiduran. Apalagi alesannya kalau bukan karena badan capek, remek, rentek, dan ngantuk. Sekarang begitu udah bisa jadi kebiasaan deh. Yang ada sekarang malah Baby O manja, belum mau bobo kalo belum dinenenin sambil tiduran. Tapi cara ini memang bermanfaat banget bun, apalagi pas badan lagi capek berat ato lagi kurang fit. Yuk kita simak langkah-langkahnya.

1. Siapkan 2 bantal besar dan 1 guling. Guling bisa diganti dengan bantal.

2. Letakkan satu bantal di bawah kepala(bisa ditambah 1 bantal kecil atau bantal besar jika terasa kurang pas).

3. Posisikan bayi dengan kepala kira-kira di samping payudara yang ingin disusukan.

4. Anda berbaring miring menghadap bayi yang juga miring. Supaya pas latch on nya. Jadi posisinya sama ya dengan menyusui duduk, bun. Perut ibu menyentuh perut bayi.

5. Letakkan guling di punggung. Gunanya untuk menyangga punggung agar tidak capek.

6. Selipkan bantal di sela paha, juga supaya nggak capek. Biasanya saya selipkan dengan bagian panjang sejajar paha.

7. Lengan di sisi menyusui bisa menyangga kepala atau diluruskan ke belakang.

Selama menyusui, jangan sampai kerasa ada otot yang tegang ya, bun. Nanti bisa pegal2, cepet capek, bahkan bisa sakit di leher dan sakit kepala. Jadi posisi badan harus benar-benar rileks. Kalau dirasa ada yang kurang ganjelannya, dimodifikasi aja senyaman mungkin buat ibu dan bayi. Happy nursing. Semoga bermanfaat.

Cara Memerah ASI Menggunakan Tangan

Buat bunda yang ingin tetap memberikan ASI sambil bekerja, tentu memerah ASI merupakan kegiatan rutin yang tidak bisa dilewatkan. Akan tetapi, memerah ASI dengan pompa kadang bisa sulit dilakukan. Misalnya selain karena harga pompa yang cukup mahal, ASI juga terlalu sedikit untuk dipompa, atau lupa membawa pompa. Jika ini pernah bunda alami, bunda bisa mempelajari cara memerah ASI menggunakan tangan sendiri.

Sebelum dimulai, ada baiknya kita mempelajari anatomi payudara telebih dahulu, supaya bunda tahu bagian mana sih yang merupakan gudang susu? Salah-salah nanti malah bagian yang memproduksi susu yang dipencet-pencet. Akibatnya malah merusak jaringan payudara. Jadi, air susu diproduksi oleh lobulus, yang bentuknya seperti gelembung-gelembung (di gambar berwarna ungu), kemudian disalurkan ke duktus, yang bentuknya seperti garis-garis menuju puting. Jadi kita memerah untuk mengeluarkan ASI yang berada di duktus ya, Bun.



Ada dua cara memerah ASI yang dikenal. Yang pertama adalah cara yang dilakukan di Stanford Hospital, dan yang satu lagi dikenal dengan teknik Marmet. Pada intinya, kedua cara tersebut hampir sama. Terserah bunda mau coba yang mana. Bisa disimak videonya supaya lebih jelas.
Cara Marmet: http://video.about.com/breastfeeding/Hand-Expression-Technique.htm
Cara Stanford Hospital: http://newborns.stanford.edu/Breastfeeding/HandExpression.html

Selain praktis, rupanya teknik memerah ASI menggunakan tangan ini dapat meningkatkan produksi ASI lho bunda. Ia juga merupakan cara memerah ASI yang paling mirip dengan isapan bayi ke payudara. Menarik bukan? Yuk kita simak caranya dan coba praktekkan. Jangan lupa cuci tangan dulu ya.

Untuk ringkasnya, berikut langkah-langkah memerah ASI dengan tangan:
1. Mulai dengan pijatan lembut pada payudara atau kompres dengan air hangat. Pijatan misalnya dimulai dengan menggunakan dua jari (telunjuk dan jari tengah) yang digerakkan membentuk lingkaran kecil-kecil, dari arah pangkal (dada) ke arah puting. Bisa juga dengan digaruk lembut dengan kelima jari atau sisir bayi atau sisir bergigi jarang dari arah dada ke arah puting. Payudara kemudian digoyangkan agar susu yang diproduksi semua berkumpul di dekat puting. Semua ini dilakukan dalam posisi duduk agak condong ke depan ya, bun.
2. Setelah pijat, bentuk jari telunjuk dan ibu jari membentuk huruf C. Kalau payudara ukurannya agak besar, boleh dibantu jari tengah. Letakkan ibu jari di atas pada arah pukul 12, dan jari telunjuk di arah pukul 6. Di mana? Sebaiknya di sekitar areola, yaitu bagian lingkaran hitam di sekitar puting. Karena ukuran areola bisa bervariasi antar ibu, jadi diukur sendiri ya bun. Sekitar 2,5-4 cm dari puting. Kalau kelebihan, payudara bisa jadi memar dan nyeri.
3. Boleh langsung pencet? Eits, tunggu dulu. Ada tekniknya lho. Setelah diletakkan pada posisi yang tepat, jari kemudian didorong ke arah dinding dada. Jadi ditekan ke dalam, tanpa meregangkan payudara. Kalau payudaranya besar, coba 'dicubit' dulu sebagian baru ditekan. Kalau teregang, saluran susu malah bisa terhambat bun.
4. Mulai perah payudara dengan menekan lembut payudara ke arah puting tanpa menggeser jari. Jadi jari nggak boleh gerak ya bun, nanti malah lecet. Dan nggak boleh puting ikut ditarik-tarik. Bisa rusak jaringannya. Kok nggak keluar? Memang nggak langsung keluar, karena butuh waktu untuk muncul LDR (let down reflex), yaitu refleks tubuh bunda untuk mengalirkan ASI. Lain kali dibahas ya soal cara memancing LDR ini.
5. Kalau sudah dipencet boleh langsung pencet lagi? Hoho.. Nggak bisa. Karena gudangnya juga perlu diisi lagi. Jadi tekanan perlu dilepaskan sebelum mulai memerah lagi. Siklusnya jadi rileks-tekan-perah, rileks-tekan-perah, dan seterusnya sampe susu tidak keluar lagi.
6. Pindah jari ke sekeliling payudara sampai ASI habis.
Keliatannya repot? Memang perlu waktu sampai bunda mahir dan terbiasa ya. Dikatakan juga bisa bergantian kok kiri kanan payudaranya supaya hasilnya maksimal. Kalau sudah timbul LDR biasanya memerah jadi mudah. Tapi sayangnya si LDR ini hanya berlangsung selama sekitar 3-4menit, jadi harus manfaatin secara maksimal supaya memerah nggak capek dan makan waktu lama.
Teknik ini sangat bermanfaat buat sejumlah bunda di luar sana lho. Terutama buat bunda yang nggak bisa nyusuin langsung bayinya karena satu dan lain hal. Buat bayi prematur apalagi, bisa cepat pertumbuhannya karena ASI juga makin banyak. Jadi semangat ya bun. Selamat mencoba.

Senin, 24 Juni 2013

Clodi vs pospak



Clodi dan pospak seringkali jadi topik perdebatan panas yang nggak berujung. Sebelum dimulai, saya mau bilang kalo saya nggak pro ataupun kontra dengan clodi maupun pospak. Sebagai ibu dan manusia biasa, kita bebas menjalankan apa yang kita percaya, tanpa juga harus memaksakan kepercayaan kita kepada orang lain. Jadi buibu yang pake clodi maupun pospak, coba kita liat yuk apa aja untung ruginya masing2 popok ini.
Dari segi uang
Sebagai manajer keuangan di rumah, apalagi yang mepet menjelang akhir bulan, segi keuangan merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan. Dan di sini, pemenangnya adalah clodi alias popok kain. Mau beli yang lokal atopun yang impor(baca:mahal), tetep clodi yang jadi pemenangnya. Asalkan... Belinya sesuai kebutuhan. Gak jarang ada ibu yang belanja clodinya kebablasan cuma karena liat motifnya yang lucu-lucu. Meski modal awalnya memang bikin kaget dompet, tapi seiring waktu berasa manfaatnya. Apalagi saat bayi beranjak besar dan mulai makan. Pipisnya pasti tambah banyak dan makin sering ganti popok. Kalo mau lebih murah lagi beli celana aja. Beli 4 lusin cukup buat beberapa bulan dan nggak mahal.
Dari segi environment friendly
Banyak ibu-ibu yang pake clodi dengan alasan ramah lingkungan. Clodi bisa mengurangi sampah pospak yang sulit terurai. Tapi katanya sih nggak sesederhana itu. Ramah lingkungan kan juga perlu memperhatikan sumber daya dan penghematan energi. Sedangkan clodi perlu cukup banyak air dalam mencuci. Belum lagi kalo nyucinya pake mesin cuci. Bisa dipastikan listrik yang digunakan juga nggak sedikit.
Dari segi kesehatan
Katanya sih, penggunaan clodi dapat mengurangi ruam popok karena nggak mengandung bahan kimia. Clodi juga mengurangi kejadian infeksi saluran kemih. Apa iya? Sebenarnya mau pake clodi atopun pospak, kalau terlalu lama dipakainya tetap bisa menyebabkan infeksi saluran kemih. Ini karena bayi lebih rentan kena ISK. Soal bahan kimia, rasanya nggak mungkin bahan kimia ini lolos begitu aja dari FDA ato BPOM kalau memang berbahaya. Setau saya belum ada evidence basednya. Di sisi lain, clodi itu sifatnya nyerep residu. Jadi malah sisa sabun bisa berdiam di dalam clodi. Akibatnya, lama kelamaan clodi bisa bocor dan nggak sehat buat kulit bayi, dan timbul bau pesing yang nggak enakkk. Kalau begini harus distripping.
Tapi clodi ternyata juga meningkatkan kemungkinan infeksi. Nggak cuma isk, tapi juga diare. Biasanya karena clodi nggak langsung dicuci setelah kena pup. Lingkungan clodi yang lembab akan menyebabkan kuman akan berkembang biak dengan cepat. Kuman yang terbawa di tangan bisa nggak sengaja masuk ke tubuh bayi ataupun anda dan menyebabkan diare. Ini juga sebabnya ada beberapa day care di luar sana yang nggak mau pake clodi. Jangan lupa cuci tangan dengan seksama setiap kali menyentuh clodi, buang air, saat membuat makanan ataupun sebelum memberi makan bayi.
Dari segi estetik
Jelas lebih lucu pake clodi ya. Belanja clodi bisa lapar mata. Bhihihik. Tapii, clodi rada gendut kalo dipakein celana di luarnya. Apalagi klo masih newborn n babynya kecil. Kayaknya malah kasian ya. Kalo menurut saya pake clodi yang lipet2(muslin) lebih baik dan nyaman untuk bayi newborn. Tar kalau udah gedean baru deh ginuk-ginuk pake clodi.
Dari segi kepraktisan
Dua-duanya sama praktis. Karena popok ini dibuat untuk bisa nyerap pipis sampe berkali-kali. Praktis jadi nggak perlu bolak balik ganti celana atau popok. Praktis karena pipis nggak tembus ke kasur, Nggak takut pipis ngucur di lantai bikin kepleset, atopun musti ganti baju gara2 kepipisan waktu ngegendong si kecil. Nggak takut basah lagi deh... Tapi baik clodi maupun pospak punya kelebihan dan kekurangan dalam hal kepraktisan.
Enaknya pospak, bisa langsung dibuang begitu popok sudah kotor. Bayangin kalau lagi jalan-jalan ke mall, musti nenteng2 clodi yang udah kepake, apalagi kalau ada pupnya. Rasanya gimanaa gitu. Habis manis sepah dibuang, begituu. Hehe.. Kalo clodi, enaknya nggak perlu pakein celana lagi di rumah, karena motifnya udah lucu-lucu. Selain itu, buat baby yang pupnya sering, santai aja nggak perlu ngitungin berapa popok yang abis hari ini. Haha.. Yang sedikiiitt ngerepotin cuma perawatannya. Karena nambah cucian jadi hati harus sabar dan tabah. Meskipun cuma dikucek seadanya tapi asumsi pake 6 clodi sehari ato 12 clodi kalo nyucinya 2 hari sekali plus pocketnya (jadi 24) lumayan bikin pegel. Ya namanua juga mau hemat, berkorban dikit lah ya. Hehe..
My experience with baby O
Saya termasuk yang nggak saklek pake clodi atopun pospak. Karena dua-duanya memang diciptakan buat pemalesan kaya saya. Dulu waktu baby O masih merah, bisa ganti popok kain yang biasa 30 hari sekali, belum termasuk malem. Bisa dibayangin nyucinya, plus bedong. Sampe umur 6 bulan sekarang, baby O masih suka pup 2-4kali sehari. Apalagi semenjak makan, pipisnya jadi buanyak banget. Nah di sini saya mulai ngerasain manfaat clodi.
Clodi yang dipunya baby O nggak banyak, cuma 4. Yang satu model cover, dan ada cadangan insert. Jadi diitung2 ada 5. Sehari baby O bisa ganti 3x kalo lagi males makein celana aja. Malem baby O full pospak.
Baby O mulai pake clodi umur 3 bulan. Belinya merk lokal buat coba-coba dulu. Papa dibujuk dengan alasan klo baby O pipisnya pasti lebih banyak seiring waktu. Tapi, entah kenapa setiap dipakein clodi baby O malah jarang pipis. 3 jam bisa masih kering aja. Tapi begitu clodi dibuka, dalam 2 jam bisa pipis 8x. Untung deh lama-lama baby O terbiasa dan bisa pipis banyak. Meskipun kadang pas ngegendong bisa kecium bau pesing, padahal udah distripping dan pake deterjen yang dianjurkan.
Sebenernya paling enak pake celana biasa. Cuma repot ganti-ganti terus. Belum ngepel lantai dan takut pipis di kasur. Bisa ilang garansi matrasnya. Haha.. Biasanya kalo udah capek ganti celana ato mau keluar ke tetangga, baru baby O dipakein clodi. Kalo malem dan keluar lama baru pake pospak.
Meski katanya bisa dipake sampai anak berusia 2 tahun, tapi yang menjadi kendala adalah sulit memakaikannya pas anak udah mulai aktif dan nggak mau direbahin saat ganti popok. Mungkin udah musti ganti pull up pants ya.
Jadi yang mana?
Ini sih bergantung sama preferensi masing-masing. Nggak ada yang bener dan nggak ada yang salah. Yang penting kita yakin sudah memberi yang terbaik buat buah hati kita.

Jumat, 19 April 2013

Pilih-pilih botol susu



Waktu sebelum punya bayi, saya menganggap semua botol susu itu sama saja. Sebelum melahirkan, saya cuma beli 1 botol susu bayi berukuran besar, dengan harapan kalo anak minumnya udah banyak, nggak perlu beli-beli botol lagi. Kenapa cuma satu? Sebenernya cuma untuk jaga-jaga, kalau sewaktu-waktu diperlukan. Karena memang dari awal udah pengen ngasih ASI aja.
Tapi setelah saya mompa ASI, baru deh berasa kalo mesti punya beberapa botol. Selain untuk meminumkan ASI, juga untuk tempat menampung dan menyimpan ASI yang udah diperah.
Tergoda liat di toko online, ternyata botol banyak bener jenisnya. Dan dikatakan semua harus aman untuk bayi. Apa aja sih kriteria botol yang baik?
Tidak mengandung zat yang namanya BPA
BPA itu adalah sejenis bahan kimia dalam botol plastik. BPA ini jika tertelan anak, konon dapat mencetuskan timbulnya kanker dan penyakit yang serem-serem. Makanya produk bayi yang terbuat dari plastik sering ada tulisan "BPA Free", mulai dari botol susu, peralatan makan, dot, sampe gigit-gigitan atau teether bayi yang dipake waktu bayi tumbuh gigi. Tandanya kalau suatu produk sudah BPA free selain dari tulisan adalah plastiknya berwarna buram, nggak jernih kaya kaca gitu.
Tapi jangan salah, meski sudah BPA free, botol juga masih bisa melepaskan bahan kimia berbahaya. Apalagi kalau botolnya sudah gores-gores bagian dalamnya. Oleh karena itu, botol plastik sebaiknya dicuci dengan sikat yang terbuat dari spons. Kalau sikatnya dari plastik, dikuatirkan dapat merusak lapisan plastik sehingga lebih gampang larut di susu yang dikasih ke bayi.
Selain karena tergores, suhu yang terlalu tinggi ternyata juga bisa menyebabkan bahan kimia dalam botol larut. Ya, jaman dulu memang botol plastik diharuskan untuk direbus. Tapi menurut Depkes, sekarang nggak perlu lagi kaya gitu, karena kualitas air jaman sekarang udah jauh lebih baik dibanding jaman dahulu. Setelah dicuci bersih, botol cukup dikocok dengan air panas. Botol yang udah banyak goresannya jangan dipake lagi ya, bun.
Dilengkapi dengan dot yang lambat alirannya
Pernah denger tentang bingung puting? Bingung puting itu adalah kondisi di mana bayi nggak mau lagi minum susu langsung dari payudara. Penyebabnya satu, yaitu karena dikasih susu melalui botol. Kenapa?
Aliran botol dan payudara nggak sama derasnya. Kalo nyusu dari payudara, bayi butuh usaha buat ngenyot dan ngisep. Sedangkan kalo pake botol, susu lebih gampang keluar. Bahkan kadang tanpa diisep pun susu bosa keluar waktu botol dibalik. Belum lagi kalo botol udah lama dipake dan digigit-gigit. Alirannya lebih cepet lagi. Makanya, bayi yang dapet botol jadi males mau susah-susah lagi ngenyot dari payudara.
Mau dotnya kecil, lebar, atau bahannya lembut dan mirip kulit ibu, sebenernya bukan itu yang mempengaruhi terjadi atau tidaknya bingung puting. Kalau ada yang gampang, ngapain susah-susah kan.. Begitu kira-kira. Padahal proses mengenyot itu ada tahapannya. Dan proses ini akan mempersiapkan mulut dan rahang bayi untuk mulai makan nantinya.
Fitur antikolik, perlu nggak sih?
Kolik adalah kondisi di mana anak sering banget nangis tanpa jelas alasannya dan bisa lama, lebih dari 30 menit setiap nangis. Kalo udah gini, emak sama bapaknya yang pusing, bisa ikut marah-marah. Haha..
Konon kolik itu terjadi ada kaitannya sama perut si baby yang kembung. Pasalnya kolik sering disertai gumoh, kentut2, dan bayi terlihat gelisah. Nah yg jadi kambing hitam di sini adalah botol. Karena kolik lebih sering terjadi pada bayi yang minum susu dari botol. Katanya sih gara-gara kebanyakan nelen udara waktu minum susu.
Jadi kalau ini kejadian sama bayi bunda, boleh aja pilih yang ada fitur antikoliknya. Siapa tahu, perut si kecil jadi enggan berontak, ayah bunda juga jadi adem hatinya.

Selasa, 16 April 2013

Yang bisa dilakukan sambil menyusui

Menyusui itu susah? Dideketin dulu atuh barang-barang dan gadget yang diperlukan. Mulai dari bantal, air minum, sampe remote tv dan hp.
MENYUSUI SAMBIL NONTON TV
Sering banget. Haha.. Menyusui kadang-kadang bisa membosankan. Apalagi kalo baby O udah ngantuk dan nenen sambil bobo.
MENYUSUI SAMBIL MAINAN HP
Blog ini juga ditulisnya sambil nyusuin. Kwkwk. *muka merah. Kadang sambil nyari resep masakan, review barang yang mau dibeli, berita, atau sekedar main game. Kalau lagi jadi ibu teladan, sambil nyari-nyari info tentang tumbuh kembang bayi atau persiapan MPASI.
MENYUSUI SAMBIL TIDUR
Pengen bisa kaya gini, tapi biasanya begitu bangun malah bisa jadi sakit kepala. Apalagi klo bobo di samping baby O, dia malah jadi sering bangun dan manja pengen ngempeng.
MENYUSUI SAMBIL NYANYI ATAU NGAJAK NGOBROL BABY O
Klo sambil nyanyi ato ngobrol biasanya ati jadi ikutan adem. Apalagi klo baby O terus ikutan senyum dan ngerespon. Nggak lupa sambil dielus kepalanya atau dipokpok tatatnya. Kadang sambil didoain yang baik-baik.
MENYUSUI SAMBIL BENGONG
Biasanya kalo udah capek dan ngantuk. Udah males mau ngapa-ngapain. Akhirnya bengong aja.

Pompa ASI

Pompa ASI, merupakan benda andalan buat ibu-ibu menyusui. Fungsinya adalah untuk membantu memerah ASI agar bisa diberikan di waktu yang lain. Jenisnya ada 2, yaitu manual alias pake kekuatan tangan dan elektrik alias pake batere atau listrik. Pompa ASI umumnya bentuknya sama. Ada tuasnya (klo yang manual) atau mesin (elektrik), ada botol buat menampung, dan ada corong untuk menangkap ASI yang keluar dari payudara.
Fungsi pompa adalah untuk memerah payudara, bukan untuk menyedot. Mungkin ini yang membedakan pompa ASI jaman dulu dengan sekarang. Pompa yang bekerja dengan tekanan negatif alias bersifat menyedot, tidak lagi dianjurkan karena bisa merusak jaringan payudara.
Manual atau elektrik?
Ini salah satu pertanyaan mendasar yang banyak ditanyakan sebelum mulai pake pompa ASI. Dan jawabannya adalah: bergantung kebutuhan.
Kalo misalnya mompanya jarang-jarang, misal cuma buat stok klo mau jalan-jalan keluar, ato kadang sayang susunya nggak keminum tapi anak udah kenyang, atau mungkin sewaktu-waktu harus keluar rumah dan nitipin anak, saya rasa cukup pake pompa manual. Apalagi biasanya yang elektrik lebih mahal. Waktu yang diperlukan buat mompa hampir sama kok sm yang elektrik. Cuma bedanya kalo yang manual tangan harus bekerja memompa tuas.
Kebalikannya, kalo harus sering mompa misalnya buat ibu-ibu yang bekerja tapi tetap ingin memberikan ASI, sebaiknya sih pake yang elektrik. Bukan apa-apa. Pake manual capek mompanya. Kalo cuma sesekali sih oke. Tapi kalo sampe beberapa kali sehari, dua payudara pula, lama-lama kan pegel.
Saya sendiri saat ini pake yang manual. Dengan alasan nggak rutin beberapa kali mompa dalam sehari, dan praktis dibawa ke mana-mana. Nggak pusing nyari colokan. Soalnya banyak tempat umum yang belum ada ruang laktasinya. Walhasil terpaksa mompa di toilet.
Merk pompa apa yang bagus?
Nah ini juga pertanyaan yang sangat sering diajukan. Malah dulu sebelum beli pompa, saya sampe pusing baca review orang-orang di internet. Intinya sih hampir sama, yaitu pompa itu sifatnya cocok-cocokan. Jadi klo bisa dicobain dulu.
Berhubung saya males nyobain, saya minta suami beli yang reviewnya bagus-bagus aja deh. Ada loh ibu-ibu sejawat ASI yang nyobain sampe 5-6 merk pompa.
Kalo kata ibu-ibu di forum TUM, yang paling sering direview bagus itu merk Avent dan Medela. Pompa sejuta umat itu Medela Mini Electric, cuma konon suaranya kayak mesin pemotong rumput. Yang lebih bagus dari itu, ada Medela Swing. Ada juga yang bisa buat mompa dua payudara sekaligus. Ya sekali lagi bergantung sama kebutuhan ya. Klo versi manualnya, yang terkenal adalah Medela harmony. Enaknya merk Medela ini adalah ada ukuran corong yang berbeda-beda, bergantung pada ukuran payudara. Terus bisa dicoba di gerai resminya di Kelapa Gading. Botol buat nampung ASInya juga berukuran standar, jadi bisa langsung buat minum. Sebaliknya juga, bisa pake botol standar merk lain buat nampung.
Beda lagi sama Avent. Produk keluaran Philips ini juga punya versi manual dan elektrik. Selama ini saya pake yang manual dan cocok-cocok aja. Cuma botolnya wideneck atau berleher lebar. Jadi cuma kompatibel sama merk yang sama. Enaknya, di bagian corong ada lapisan khusus. Jadi kalo mompa, lapisan ini akan memijat payudara. Katanya sih untuk merangsang LDR (let down reflex).
Di luar kedua merk itu juga ada merk pigeon ( kalo rusak bisa minta ganti sparepart gratis), little giant, dsb. Buanyak sihh. Harga bervariasi, jadi sesuain sama kantong juga.
Klo saya bilang, cari yang sesuai kebutuhan, dan reviewnya kira-kira paling cocok. Atau pilih yang paling banyak dibilang cocok sama orang. Emang sih kebanyakan baca review malah makin bingung. Tapi harganya kan lumayan, jadi klo nggak cocok sayang-sayangin duit aja.
Yang dimaksud dengan nggak cocok itu gimana sih? Nggak cocok biasanya karena bikin sakit payudara. Misalnya kekencengan tarikannya. Jadi cari yang bisa diatur kekuatannya. Kalo pengalaman sih, emang awal-awal bisa sakit, tapi ya nggak sakit-sakit amat. Lama-lama dipake jadi biasa aja dan udah kebal. Haha.. Apalagi kalo mompanya udah dapet LDR (bukan long distance relationship loh yaa).
Pompa kan didesain sebisa mungkin biar bisa cocok untuk mayoritas orang. Logikanya sih kalo nggak punya ukuran payudara super besar atau super kecil, harusnya cocok-cocok aja. Sekali lagi, persepsi itu relatif.
Beli di mana?
Kalo mau beli yang merk-merk kaya di atas, biasanya sih musti beli on line. Klo cari di toko bayi, ada yang manual biasanya. Cari di pramuka? Ada tapi merknya nggak terkenal. Pernah suami nanya ke pramuka. Katanya adanya merk yang lebih murah. Bosa dapet Merk IQ baby yang elektrik cuma 200 ribu loh. Merk ini juga banyak dipake kok karena murmer.
Klo mau beli on line cari yang terpercaya ya. Boasanya stok juga belum tentu ada. Jadi tanya-tanya dulu aja.
Budgetnya berapa?
Harga pompa ASI bervariasi. Mulai dari 200ribu sampe ada yang 4 juta. Klo menurut saya, coba aja yang kelasnya menengah. Klo cocok dan ada rejeki baru beli versi yang rada mahal. Kalo beli yang murah ternyata gampang rusak nanti malah jengkel sendiri.
Selamat mencari pompa deh. Jangan kelamaan ngeliatin review. Review itu kan sifatnya subjektif. Termasuk yang saya tulis di sini. Haha.. Sana beli, daripada makin bingung beli aja yang udah ditaksir. ;p

Asiknya Ng-ASI

Memang menyusui itu susah, tapi menyenangkan. Apalagi sambil nyusuin kita bisa sambil nyanyiin, meluk mesra, dan doain yang baik-baik buat bayi.

Sampe sekarang, baby O full dapet ASI. Pernah papamya ngaku kalo baby O mau dikasih sufor lagi waktu saya belum bangun pagi-pagi. Nggak taunya baby O malah pasang aksi gerakan tutup mulut. Bener-bener mingkem dia. Masih belum putus asa, papanya mandiin dan mijetin baby O. Abis itu coba disodorin sufor lagi. Baby O cuma icip-icip terus tutup mulut lagi. Abis itu baby O disodorin ke saya, dan anehnya malah langsung lahap mimik ASInya. Heranlah si papa. Padahal kalo malem baby O juga sering dikasih ASI pake botol. Berarti bukan botolnya yang dia nggak suka, tapi susunya. Papa, papa.. Distokin ASI di kulkas malah dikasih sufor. Jawabnya, sayang stok ASInya. Hehe.. Ada-ada aja. Abis itu kapok deh, sufornya yang sisa udah dibuang semua.

Untuk menyusui dengan ASI butuh kesabaran. Bayi baru lahir ukuran lambungnya masih keciiil banget, kira-kira sebesar kepalan tangannya sendiri. Jadi ya memang nyusunya sedikit-sedikit tapi sering. ASI juga lebih cepet diserap dibanding formula, jadi jangan heran kalo rasanya seharian kerjaan kita cuma nenenin aja. Haha.. Karena nyusunya juga sambil tidur-tidur, walhasil bayi juga kurang kenyang. Soalnya susu yang di awal itu biasanya lebih encer dan kurang mengandung lemak dibanding susu di akhir menyusui. Kalo bingung, coba deh dipompa atau diperah keluar. Di awal susu pasti keliatan encer dan agak bening. Terus makin lama makin kentel sampe akhirnya habis. Nah, yang kentel dan mengandung lemak itu harusnya yang bikin bayi kenyang. Tapi karena nggak dapet, bayi jadi cepet laper. Dan kebanyakan minum yang encer itulah yang bikin bayi jadi sering kentut. :p Yah, sabar-sabar deh. Demi anak ya.. Paling ngerasa terhibur kalo sambil nyusuin tiba-tiba baby O tidur sambil senyum-senyum.

Yah kalo memang niat mau kasih ASI, sepakat dulu sama suami. Terus jangan terlalu ngandelin IMD atau inisiasi menyusui dini. Percuma kalo IMD tapi nggak dirangsang terus. IMD saya juga terus terang nggak seindah yang dibayangkan. Selain karena saya masih dalam proses operasi, ruangan operasinya juga dingin. Jadinya serba terburu-buru deh IMDnya. Nggak kerasa magical dan saya cuma bengong pengen ngeliat mukanya baby O kaya apa. Haha.. Belum lagi dokter anaknya rempong banget, berisik ngingetin bidannya terus, "Nggak usah lama-lama! Iya itu deketin, deketin, pegangin kupingnya dingin nggak? Klo dingin udahan aja." Ciyuuuusss? Buyar udah harapan punya IMD kaya videonya WHO. Gubrakkk..


Jadi bu ibu, rupanya kalo dirangsang terus, sebenarnya nggak ada yang namanya ASI nggak keluar. Sambil nyusuin sambil belai-belai deh babynya. Logikanya, saat hamil payudara aja udah bertambah besar. Itu untuk mempersiapkan PD agar bisa memproduksi susu. Jaman dulu, apalagi di kampung-kampung, nggak pernah denger kan bayi nggak dapet ASI karena nggak keluar?

Konon, bayi yang awalnya dapet suforpun, klo ibunya mau coba dirangsang lagi, ASI masih bisa keluar. Jangan takut nggak cukup. Apa pernah denger ada bayi yang kurang gizi karena dapet ASI? Bayi yang dapet ASI juga banyak yang sekel kok. Dan nggak banyak yang gemuk, karena nggak kelebihan lemak dan gizi yang sebenernya nggak perlu. Takut payudara sakit? Awalnya memang pasti sakit, lecet, dan berdarah-darah. Karena puting itu kan lembut banget. Tapi seiring waktu, begitu lecetnya ilang puting akan keliatan tebel, permukaannya jadi rata dan kebal. Supaya rata tebalnya, coba deh nyusuin dengan berbagai posisi, supaya semua bagian kena giliran. Halah, bahasanya. Dan jangan ngebayangin klo lubang keluarnya susu itu cuma satu, di tengah. Lubangnya bisa banyakkk, makanya rajin-rajin dirawat dan dibersihin sejak hamil.

Bayi yang dapet formula biasanya juga bisa jadi anemia. Karena sufor kadar kalsiumnya lebih tinggi daripada ASI, sehingga mengganggu penyerapan zat besi untuk pembentukan darah.  Itu baru kalsium. Kandungan yang lain gimana? Tuhan kasih kita ASI untuk manusia dan susu sapi untuk sapi, karena komposisinya memang sesuai sama yang dibutuhkan oleh masing-masing spesies.

Jangankan spesies, masing-masing anak aja kebutuhannya berbeda-beda. Jangan heran waktu baru lahir anak nangis terus. Sebenernya itu adalah alarm buat tubuh kita supaya memproduksi lebih banyak ASI. Takut kurang? Anak kembar aja bisa loh nyusuin dari ibu yang sama. Dan tumbuhnya tetap sehat, nggak kekurangan.

Saya sering dapet wejangan dari sodara yang sering ketitipan baby O, "Kok anakmu mimiknya kuat banget, sebentar-sebentar mimik. Udah harus makan itu, atau ditambah sufor." Ya itu karena anaknya dulu dikasih sufor, jadi mimiknya bisa jarang-jarang. Anak yang dikasih makan sebelum usia 4 bulan, kuman di perutnya belum cukup buat mencerna makanan. Kasian ususnya harus kerja keras, bahkan bisa terpuntir atau nyelip sehingga harus dioperasi dan dipotong ususnya kalo ada bagian yang mati. Belum kalo nggak steril atau mengandung kuman. Bisa-bisa malah diare. Kebayang dong kita yang segede gaban gini aja lemes klo diare. Apalagi bayi, bisa bahaya dan cepet banget ngedrop cairan tubuhnya.

Jadi ASI asik sebenernya. Hemat, steril, gampang, kalo udah biasa tentunya. Berat kita juga cepet kembali seperti semula, karena lemak-lemak yang numpuk selama hamil akan dipakai buat produksi ASI. Ada kendalanya, klo mau pergi atau dititipin. Tapi tetep bisa diakalin kok. Pokoknya ng-ASI itu lebih asik daripada nyufor.


Menyusui itu susah

Kalau pernah lihat ibu-ibu yang sedang menyusui, keliatannya gampang banget ya. Tinggal gendong anaknya, keluarin nenennya, terus sodorin deh. Beres urusan. Demikian juga kalo browsing tentang menyusui, kesannya gak ada susah-susahnya. Padahal kalo kita yang ngejalanin sendiri, rasanya ampyuun deh. Apalagi pas awal-awal. Pengen nangis tapi ditahan-tahan. Sakit, stress, dan frustasi. Belum ditambah omongan orang-orang di sekitar yang kurang mendukung. Breastfeeding maybe the hardest thing I've ever done. Inilah kenapa ibu yang menyusui ASI itu layak disebut supermom.


Baby O lahir dengan berat over di atas normal,  sampe-sampe bidannya bilang "Ini bayi terbesar yang pernah lahir di rumah sakit ini." Pas diperiksa glukosa darahnya rendah. Padahal ASI masih belum keluar. Akhirnya baby O dikasih cairan Dextrose.

Berhubung operasinya tengah malem, di ruangan besok paginya saya udah disuruh duduk karena dianggap udah hari ke-2. Sakitnyaa minta ampyun. Besok paginya lagi udah disuruh jalan. Ampun-ampun deh. Tapi tetep juga harus nyusuin sambil tiduran dan duduk. Meskipun ASI masih belum keluar juga. Sempet kuatir karena pas diperiksa lagi glukosa darah baby O masih rendah. Dokter anak bilang, terus disusuin yan bu.. padahal ASI belum keluar juga. Udah ada berapa orang tuh yang mencet-mencet payudara saya, tapi nggak ada yang keluar. Gimana nggak stress.. Kasian baby O kelaperan dan malamnya sempet demam juga karena dehidrasi.

Untung dokter obginnya, dr. Susanti, baik banget. Beliau ngasih obat pelancar ASI Milmor sambil nyemangatin. Konselor laktasinya juga dateng ngasih edukasi tentang cara menyusui yang benar. Hari ke-3, pagi sebelum pulang, saya mandi dan ngeliat kalo payudara (PD) keliatan bertambah besar, tampak berat, dan jatuh. Nah di situlah saya percaya diri. Ini pasti sudah keluar ASInya. Senengnya bukan main.

Waktu itu baby O dibawa pulang paksa. Dia sempet kuning dan disuruh dokter ditinggal sambil diterapi sinar. Tapi saya yakin gapapa karena sebelumnya memang ASI belum keluar. Setelah pulang dari rumah sakit, baby O sempet mencicipi yang namanya susu formula.  Selain karena kuning, nangisnya nggak kira-kira, ditambah nipple yang udah lecet sampe berdarah-darah, akhirnya begitu sampe di rumah suamiku nggak tega. Dibuatinlah sufor 60 mL. Abis dalam sekejap! Dan baby O nggak tidur, tapi nggak rewel. Kalo kata papanya plalar plolor. Baru tau deh, ohhh kalo kenyang tuh kamu kayak gini ya dek.

Sebenernya memang nggak dianjurkan pake sufor. Tapi entah kenapa, habis dikasih sufor, saya ngerasa lebih tenang. Dalam artian selain mengistirahatkan puting sedikit, nggak takut susunya kurang, dan baby O nggak nangis sepanjang hari. Soalnya waktu baru lahir baby O nangisnya super kenceng. Mana lagi capek-capeknya, mama papanya belum tidur-tidur, dan dia malah nangis minta susu tiap satu jam. Waktu itu ASIku belum keluar banyak. Jadi sempet stress sampe nangis-nangis. Bukan karena baby blues, tapi karena kasian sama baby O.

Meskipun udah dikasih sufor, tapi saya tetep nyusuin. Cuma karena frekuensinya berkurang, jadi sakitnya juga nggak terlalu. Produksi susu juga jadi lebih banyak dan lancar. Mungkin karena saya juga bisa istirahat, hati lebih tenang, dan tetep nyusuin jadi hormon prolaktin juga keluar.
Sekitar seminggu-dua minggu dicampur sufor, baby O pup lebih sering dibanding biasa dan enceerrr banget. Setelah tak liat tatatnya, keliatan merah-merah sampe lecet gitu. Pantesan malem sebelumnya baby O nangis nggak karuan, sampe papanya bete. Mulailah saya curiga ini karena alergi sama sufor. Akhirnya baby O full dapet ASI. Sambil tatatnya diolesin krim Zw**sal. Bener aja, pupnya nggak lagi encer dan merah-merah di lipetan tatatnya ilang.

Susahnya menyusui yang lain adalah musti nyusuin kapanpun bayi mau, termasuk malem saat harusnya enak-enaknya tidur. Berhubung baby O minumnya kuat banget, yang kata dokter harus disusuin tiap 2 jam, ini malah tiap jam. Udah gitu kan waktu bulan pertama dia belum pinter nyusunya. Yang ada nyusuin bisa setengah jam, sambil bobo-bobo gitu. Memang awal-awal aliran ASI belum lancar, jadi bayi gampang ngantuk. Yang ada begitu dilepas, satu jam udah laper lagi.

Menyusui emang susah ya. Tapi yakinkan diri harus bisa. Yang bikin keki adalah orang-orang sok tau yang mendorong supaya bayi kita dikasih sufor aja. Saya sendiri bersyukur baby O alergi sama sufor, jadi mau nggak mau pake ASI. Coba kalo nekat pake sufor khusus buat bayi alergi. Harganya nggak kuattt. Jauh lebih mahal dibanding sufor biasa. Padahal yang nggak alergi aja sebulan bisa abis sampe 4 kaleng.

Menyusui memang susah, tapi it's all worth it. Saya juga masih menyusui baby O. Saat ini usianya 4 bulan dan senangnya ia tumbuh sehat. Rasanya aneh dan takjub bahwa baby O yang sebesar itu bisa hidup dan tumbuh cuma dari ASI saya aja. I love you baby O. Semoga mama kuat eksklusif sampe 6 bulan ya.. Dan semoga bisa ngelanjutin sampe 2 tahun. Amin.

Senin, 15 April 2013

Kiat Menyusui (Supaya Gampang)

Tadi katanya menyusui itu susah. Tapi ada kiatnya biar nggak susah-susah amatlah. :) Btw, ini kiat pribadi loh, nggak medis-medis amat. Saya juga masih baru jadi ibu. Siapa tahu ada yang bisa dipraktekin..

Problem: ASI belum keluar 
  • Coba dirangsang terus dengan terus disusui ke bayi. Kalau perlu hipnoterapi diri sendiri. Caranya di tempat yang tenang duduk sambil atur napas dan bilang ke diri sendiri, "ASI saya pasti cukup, pasti cukup." Diulang terus dalam hati. 
  • Bisa juga minum obat perangsang ASI. Sekarang udah banyak tuh jenisnya di pasaran. Paling aman sih minta ke dokter obginnya.
  • Coba dirangsang dengan pompa ASI sekitar 5 menit atau diperah pake tangan sekitar 10-15 menit, keluar nggak susunya? Tapi jangan setelah disusuin ke bayi.
  • Jangan pernah kasih madu ke bayi kalo belum berusia 1 tahun. Ini kepercayaan orang-orang tua dan tetangga. Kalo ASI belum keluar bayi malah dikasih madu. Padahal sangat berbahaya karena bisa bikin botulisme, yaitu penyakit yang disebabkan kuman Clostridium botulinum. Ini bisa bikin kelumpuhan di otot pernapasan, bayi jadi nggak bisa napas. Kuman ini menghasilkan toksin atau racun, yang juga dipake buat Botox.
Problem: Putingnya sakiiit
  • Sekarang ada yang namanya nipple shield buuu, fungsinya buat nutupin puting supaya nggak langsung kena mulut bayi. Namanya juga bayinya belum mahir nenen, jadi masih sesuka-sukanya aja betot sana betot sini.
  • Sakit bukan alasan untuk berhenti nyusuin. Makin disusuin justru akan makin berkurang sakitnya.
  • Habis nyusuin, jangan lupa olesin ASI ke puting. Konon ini obat terbaik buat puting yang pecah-pecah dan lecet. Bisa juga diolesin lanolin atau obat yang aman biarpun ketelen sama bayi.
  • Kalau masih sakit, coba atur lagi posisinya. Kadang posisi yang nggak pas bisa bikin sakit. Yang bener, badan bayi ngadep ke badan kita, dengan posisi leher, bahu dan pinggul sejajar. Jadi bayi nggak perlu nengok-nengok sambil minum. Posisi puting sejajar sama hidung, jadi mimiknya agak dongak seupaya hidungnya nggak ketutup. Mulut harus mangap lebar saat mencaplok puting, jadi bagian yang gelap dari puting juga harus ikut masuk, nggak cuma ujungnya aja. Kalo posisi dirasa belum pas, copot dengan menyelipkan jari di tepi mulut bayi, terus cepat-cepat disodorin lagi begitu bayinya mangap lebar. :D
  • Kalau masih sakit juga, coba konsultasi ke konselor deh. Siapa tahu bayi mengalami tongue tied, atau ada hal lain yang salah
Problem: Bayinya tidur terus, jadi kayanya nggak kenyang-kenyang 
  • Kalo awal-awal bayi masih suka tidur, coba deh di sela-sela nyusu cek popoknya atau ganti popoknya. Kan bangun lagi tuh, nah disusuin lagi deh. Jadi bayi bisa dapet satu porsi full.
  • Kalo kerasa minumnya baru sebentar, coba disusuin lagi di payudara yang sama sampe habis, baru pindah ke sisi satunya. Siapa tahu bayi cuma dapet bagian encernya aja, makanya nggak kenyang-kenyang. Tandanya sering kentut, pupnya encerrr banget dan berwarna hijau. Kalu bayi baru lahir sih masih wajar kayak gini ya.
  • Begitu keliatan ngantuk atau berhenti nyedot, coba tepuk-tepuk kakinya, sentuh kuping atau hidungnya. Baby O juga suka nyedot lagi kalo saya pura-pura mau melepas puting dari mulutnya.
Problem: Capek nyusuin terus, bisa gantian nggak ya sama papanya?
  • Seandainya bisa ya? Haha.. Tapi secara nggak langsung sih bisa-bisa aja. Yaitu dengan memerah ASI. Jadi kalau udah tepar banget ato malem bisa gantian sama papanya. Jangan lupa pake botol yang steril dan nggak terlalu cepat alirannya.
Problem: Susah nyusuin kalo pergi-pergi atau kerja
  • Kalau mau pergi, biasanya baby O saya susuin dulu sampe kenyang. 
  • Kalau perginya agak lama, bawa ASI perah aja. Siapin yang udah dihangatin. Tapi inget, nggak bisa lama-lama di luar juga. Repot? Ya, susuin aja. Bisa di ruang laktasi, kalo nggak ada tutupin pake nursing apron. Sering-sering buka toko bayi online, banyak gadget yang bermanfaat buat ibu menyusui juga loh di sana, termasuk bra, kaus dalam (manset), dan baju menyusui. Jadi nggak repot tarik-tarik baju ke atas.
  • Nah kalo kerja ini sebenarnya yang agak repot. Cuti melahirkan kan cuma 3 bulan, sedangkan ASI eksklusif itu 6 bulan. Nggak fair sebenernya, tapi mau gimana lagi. Kalau bisa dibawa ke tempat kerja sih oke. Tapi kalau nggak bisa ada caranya. Cara menyiasatinya adalah dengan nyetok ASI dan mompa setiap ada waktu. ASI ini bisa disimpan di freezer atau kulkas di dalam botol atau kantong khusus untuk nyimpen ASI. Saya termasuk orang yang nggak banyak nyetok ASI, karena masih bisa kerja dari rumah. Tapi banyak banget ibu-ibu yang sukses dengan cara ini. Ibu-ibu hebat ini, mompa di tempat kerja, dan bawa-bawa cooler bag pulang-pergi. Sampai di rumah, ASI tetap diberikan langsung dari gentongnya alias disusui. Jangan lupa, selama ditinggal pake botol yang nggak bikin bingung puting. Kalo perlu disendokin aja.
Problem: Capek dan bosen nyusuin teruss
  • Cuma enam bulan eksklusifnya buuu. Emang sih kerasanya lamaaa buangettt. :D Tapi inget, manfaat ASI itu untuk seumur hidup anak kita. Kalau capek, ya gantian sama papanya atau sama yang ngasuh. Tapi sebisa mungkin sih kita nyusuin langsung. Karena kalo nggak dikeluarin ASInya nanti produksinya bisa berkurang bahkan bisa stop sama sekali. 
  • Inget hemat uang belanja. haha.. Uang buat beli sufor bisa buat beli mainan, clodi, bouncer, alat persiapan makan nanti. Kalau udah makan, minum ASI juga sedikit banyak akan berkurang.
  • Sering-sering buka internet, baca kisah-kisah ibu yang menyusui supaya ikut semangat atau ikutan forum ibu menyusui. Kalau ada yang menyarankan susu formula, cukup senyum aja. Kalau dibantah, sukur-sukur didengerin, yang ada di belakang mencibir karena ngerasa udah pengalaman punya anak duluan.
Ya itu sekilas kiat yang selama ini saya praktekkan. (Hah, sekilas? kikikikik) Klo produksi susu ngadat, bisa karena stress, kurang minum, atau kurang makan sayur. Makin jarang ASI dikeluarkan, produksinya juga bisa menurun. Mudah-mudahan bermanfaat buat sesama ibu. Di luar negeri, ASI itu booming loh. Jadi cuma di Indonesia aja yang masih rame-rame pake sufor. Jadi ibu yang menyusui itu membanggakan. Kalau bawa baby O ke dokter, dokternya akan bilang, "ASI kan? Gitu dong, itu baru namanya ibu." Sipppp

Jumat, 12 April 2013

Baby O Was Born

Setelah ditunggu-tunggu sampai hari perkiraan, ternyata anakku nggak lahir-lahir. Perut memang mules kadang-kadang. Tapi nggak pernah lama. Pas hari perkiraan aku kontrol ke dokter, dokter bilang sih nggak apa-apa. Dari pemeriksaan CTG sang jabang bayi masih oke dan santai-santai aja. Mulesnya ada tapi cuma kontraksi biasa. Masih bisa tunggu seminggu dua minggu. Hewww....

Kontrol 3 hari berikutnya, dokter nanya. "Masih mau nunggu apa nggak nih?". Wew, aku sama suami pandang-pandangan. Pasalnya kita udah ngobrol di rumah sebelumnya, dan berhubung suami udah nggak sabar akhirnya kita minta dipercepat aja. "Tapi besok aja ya, dok." Selain karena belum siap-siap, besok juga ternyata tanggal cantik. wakaka.. Dasar kita norak ya. 

Eh tapi ternyata bukan cuma aku sama suami loh yg norak. Besoknya di rumah sakitaku diCTG lagi. Hasilnya sama, masih oke. Kemudian dipasanglah infus setelah aku ganti baju. Infus berisi cairan yang ditambahin obat untuk merangsang mules. Ini yang disebut induksi. Selama induksi, aku sama suami masih ngobrol ketawa-ketawa sambil nonton tv. Ternyata siaran di tv isinya tentang orang-orang yang ngelahirin di hari itu. Mentang-mentang tanggal cantik.

Tapi seiring waktu, mulesku emang mulai muncul agak sering, cuma nggak lama. Suamiku yang kasian, karena nungguin di kursi dan nggak bisa tiduran. Sedangkan aku masih sempet-sempetnya tidur. Sampe bidannya bilang, "Nggak papa bu, nanti kalo udah mules nggak bisa tidur lagi." Hemm.. 

Sore-sore aku diperiksa dalam. Ternyata bukaannya masih satu dan masih jauuh kepalanya.Tapi kata dokter ditunggu lagi aja. Sampe jam 11 malem, dokter datang dan aku diperiksa lagi. Hah.. Rupanya nggak ada kemajuan. Akhirnya aku dan suami sepakat untuk operasi ajah. 

Jadilah hampir tengah malam semua stafnya grusa grusu. Mulai dari dokter, perawat, bidan, petugas lab, dan anestesi siap-siap menyambut baby yg betah banget di perut ini. Demi dapet tanggal cantik. Haha.. Tapi rupanya Tuhan berkehendak lain. Baby O lahir di hari berikutnya, cuma lewat 5 menit. Dokter anaknya sempet bilang, "Sori ya bu, nggak bisa dapet tanggal cantik." Aku jawab, nggak apa-apa, yang penting sehat. Dalam hati aku bilang, mungkin anakku nggak mau sama kaya yang lain. hehe.. Dan memang bener, he is one of a kind.

Btw, ternyata baby O beratnya super besar. Lebih dari bayi normal dan ada lilitan tali pusat di lehernya. Pantesan betah.. 

Kali pertama

Selalu ada kali pertama untuk segala sesuatu. Demikian yang sering kita dengar. Kalimat sederhana ini memang benar sebenar- benarnya. Dan setiap kali pertama berpotensi menjadi pengalaman yang tak terlupakan, penuh antisipasi, menakutkan, menyenangkan, serta penuh tantangan.

Namun, semakin lama dan sering melakukan suatu hal, kita akan menganggapnya semakin biasa. Pengalaman baru tidak lagi baru dan menjadi rutinitas yang membosankan. Berjanjilah anakku, suatu hari kamu membaca blog ini dan tahu bahwa ada pertama kali buat bundamu untuk melihatmu dengan takjub, menunggu senyummu, langkah pertamamu, vaksinasi pertamamu, flu pertamamu, cukur rambut pertamamu dan seterusnya.

Mungkin suatu hari mama nggak bisa menunjukkan kalau hal- hal ini sama menakjubkannya seperti pertama kali kamu melakukannya. Tapi mama yakin kalau kamu selalu akan membuat mama takjub. Kamu adalah guru mama.


Hidup tidak akan mudah meski mama berdoa demikian untukmu. Jadi jangan lembek. Ada kalanya kamu perlu mengikuti arus dan terkadang harus melawannya. Tapi jika kamu tersesat, jangan pernah ragu untuk pulang. Jika beruntung, kamu akan bahagia di dalam arusmu sendiri. Dan jadikan setiap pengalaman menjadi pengalaman baru.

I know you are growing, each day is new for me.