Sabtu, 09 November 2013

Cara Memasak Nasi Tim

Baby O udah gede.. Udah bisa duduk tegak sendiri. Udah bisa ngerangkak n ngerecokin mamanya masak. Udah bisa berdiri-berdiri pegangan ke perabot rumah. Dan... udah bisa joget! lol Baby O juga udah tumbuh gigi-giginya. Senengnya.. Makanannya pun sekarang udah bukan bubur lagi, melainkan nasi tim. Jrengg jreenggg... Bertambahlah kerepotan mama. huhuhu.. Tapi demi memberikan makanan bergizi, nggak apa-apa kan repot sedikit. Apalagi baby O nggak pernah suka yang namanya bubur ato nasi tim yang instan-instan. Berhubung mamanya oon di bidang masak-memasak, kemaren sempet nanya-nanya dulu ke sodara cara masak nasi tim. Haha.. Aku jadi mayu.. Makanya mau dishare, kali aja ada juga ibu-ibu di luar sana yang sama gagap kualinya sama mama baby O.

Ini cara membuat nasi timnya:

  1. Cuci beras secukupnya hingga bersih (biasanya sih setengah cup takaran beras)
  2. Iris-iris dan cincang kasar bawang bombay dan bawang putih (bawang bombang 1/4, bawang putih 1 siung)
  3. Cincang kasar sayur, daging, dan bahan pelengkap lainnya
  4. Tumis bawang bombay dan bawang putih dengan 1 sendok minyak goreng (boleh minyak biasa, minyak zaitun, atau sedikit butter)
  5. Setelah layu dan terkaramelisasi masukkan beras yang sudah dicuci, aduk-aduk
  6. Masukkan air kaldu ayam atau air biasa, aron beras hingga setengah matang dan air hampir habis. Bahan pelengkap bisa ditambahkan sambil mengaron, terutama yang keras. Seperti kacang merah, misalnya. Kalau sayuran sebaiknya ditambahkan saat ditim supaya tidak overcooked.
  7. Pindahkan beras yang sudah diaron ke dalam mangkuk.
  8. Masak air di dalam panci besar bertutup hingga mendidih. Masukkan mangkuk berisi nasi yang sudah diaron.
  9. Tim nasi hingga matang.
Untuk memasak nasi tim, airnya harus lebih banyak dibanding memasak nasi biasa. Kalau setelah diaron nasi masih belum lunak, bisa ditambahkan air sedikit saat ditim. Air yang digunakan sebaiknya air kaldu, karena rasanya pasti lebih mantap. Untuk daging, bisa dicincang dan dimasukkan dari awal, bisa juga ikut diaron utuh terus diangkat dan disuwir-suwir, dan dicampurkan lagi ke nasi belakangan. Yang mana aja deh yang dirasa enak. Yang jelas, wanginyaaa nggak nahan buat yang suka nasi tim. Selamat mencoba ya..

Kamis, 04 Juli 2013

Cara membuat puree buah dan sayuran

Pada awal-awal bayi mulai makan, makanan padat yang diberikan dianjurkan dalam bentuk halus. Jaman dahulu, banyak ibu yang memberikan makanan halus ini dengan memamah atau mengunyahnya terlebih dahulu sebelum diberikan ke bayi. Namun ditinjau dari segi medis, ternyata cara ini dapat menularkan kuman kepada bayi. Yang paling nyata adalah kuman Helicobacter pylori, yaitu kuman yang menyebabkan tukak lambung atau luka pada lambung, serta gastritis atau maag.

Untungnya, bunda jaman sekarang bisa memberikan makanan yang dihaluskan dengan bantuan blender. Nggak punya blender? Ada grinder, parutan, ataupun parutan keju. Nggak punya juga? Pisaupun jadilah.

Makanan halus dapat terbuat dari nasi, buah ataupun sayuran. Sayangnya beberapa jenis buah dan sayur bersifat keras sehingga tidak bisa langsung diberikan ke bayi. Untuk itu, bunda bisa mengukusnya terlebih dahulu, baru dihaluskan dan dibuat puree. Mengapa tidak direbus saja? Karena kalau direbus, sebagian nutrisi bisa ikut hilang dan terlalu panas, sehingga vitamin yang tidak tahan panas akan ikut larut. Berikut cara membuat puree buah dan sayuran.

1. Cuci bersih buah atau sayur
2. Kupas kulit buah hingga bersih. Buang bijinya.
3. Potong-potong dengan ukuran sedang dan atur rata di pinggan tahan panas.
3. Kukus dalam dandang berisi air mendidih selama 5 menit
4. Haluskan
5. Puree siap digunakan. Sisanya bisa dibekukan atau disimpan dalam lemari pendingin

Untuk buah yang mudah teroksidasi seperti apel, ada baiknya diparut atau menggunakan grinder. Kalau diblender, apel dapat dengan cepat teroksidasi dan warna berubah menjadi cokelat. Memang masih bisa diberikan dan aman. Hanya saja manfaat antioksidannya jadi berkurang.

Untuk buah yang lunak seperti pisang dan pepaya, tidak perlu dikukus terlebih dahulu. Selamat mencoba..

Cara membuat bubur susu sendiri

Selain bubur nasi, bayi yang berusia 6 bulan juga bisa diperkenalkan dengan makanan padat melalui bubur susu.

Bubur susu atau rice cereal sebenarnya bisa kita temukan dalam bentuk instan di pasaran. Tapi berhubung baby O nggak suka rasanya dan saya menghindari sebisa mungkin produk instan ini, jadi saya coba membuat bubur susu sendiri. Selain lebih murah dan sama praktisnya, Bubur buatan sendiri tentu lebih alami dan rasanya beda jauh sama yang buatan.

Sebelum membuat bubur susu, kita persiapkan tepung beras, tepung beras merah, atau tepung kacang hijau. Berikut cara membuatnya:

1. Cuci bersih beras, beras merah, atau kacang hijau. Jumlahnya sesuka and.
2. Tiriskan dan keringkan sementara waktu.
3. Blender sampai halus
4. Sangrai sampai benar-benar kering sehingga menjadi tepung. Tidak perlu sampai kuning atau berubah warna. Sangrai dimaksudkan agar tepung benar-benar kering sehingga tidak mudah rusak dan berkutu.
5. Simpan dalam plastik atau wadah tertutup

Cara membuat bubur susu:
1. Masukkan 3 sendok tepung
2. Masukkan 1 sendok formula bubuk (tambah air matang) atau ASIP secukupnya
3. Masak sambil diaduk sampai menjadi bubur. Matikan api.

Untuk meningkatkan rasa, tambahkan puree buah-buahan setelah bubur matang. Misalnya pisang yang dilumatkan, puree apel, puree pir, dan sebagainya. Hasilnya, baby O makan dengan lahap. Hehe..

Rabu, 03 Juli 2013

Membuat bubur bayi menggunakan slow cooker

Kalau baca- baca di milis, banyak ibu-ibu yang memasak bubur untuk buah hatinya menggunakan slow cooker. Yang paling populer adalah slow cooker Takahi. Takahi sendiri punya produk slow cooker bermacam-macam ukuran. Yang pas untuk membuat bubur bayi sebenarnya adalah yang berukuran 0,7 liter. Kenapa? Karena awal-awal makannya nggak banyak. Bahkan sekali masak bisa untuk 3-4 kali makan. Produsen Takahi juga menganjurkan agar air saat memasak sebaiknya tidak kurang dari setengah pot. Kalau pake yang ukuran besar, terus buat makan berapa kali dong. Hehe..

Saya sendiri pakai yang ukuran 1,2 liter. Dengan harapan kalau baby O udah bisa makan nasi, slow cookernya juga bisa dipake untuk masak daging, sop, kaldu, dan lain-lain. Slow cooker ini dikenal dengan kepraktisannya, karena bahan tinggal cemplung, ditinggal 6 jam tau2 jadi. Magiiicc! *lebay Tapi selama ini saya pake selama 4 jam buburnya juga udah jadi kok. Malah kalau kelamaan ditinggal bubur jadi nempel di pot dan terlalu kental. Jadi biasanya saya aduk dan matikan di tengah proses, meskipun belum mati secara otomatis.


Caranya gimana? Begini caranya:
1. Cuci bersih beras sebanyak 5 sendok atau kira-kira setengah cup takaran beras
2. Masukkan bawang bombay 1/4 buah, daun salam, atau ditambah bawang putih cincang dan bumbu lain jika suka.
3. Masukkan beras, dan tambahkan air 400 - 500 cc
4. Lap bagian bawah dan luar pot, jangan sampai basah
5. Letakkan pot di basis dan pasang tutupnya.
6. Nyalakan slow cooker, atur ke auto (kalau yg 0,7 l nggak ada pengaturnya. Yg 1,2 l bisa diatur ke high kalau ingin lebih cepat)
7. Nonton tv ato tinggal tidur. Hehe


Biasanya kalo yang 0,7 l alat akan mati dengan sendirinya begitu proses memasak selesai. Tapi berhubung saya pakai yang 1,2 liter entah kenapa nggak pernah sampe mati sendiri meski udah 6-7 jam. Untung masaknya siang, jadi bisa ditungguin. Dan cukup 4 jam biasanya sudah saya matikan.

Untuk bahan-bahan pelengkap, saya masukkan sekitar 1 jam sebelum dimatikan. Karena rata-rata saya masaknya 4 jam, jadi setelah 3 jam baru dimasukkan tempe, tahu, kacang merah, dll. Tapi untuk daging boleh aja dari awal memasak, supaya kaldunya lebih terasa. Kalau untuk sayuran, ada yang menganjurkan dimasukkan 2 jam sebelum matang. Tapi pernah saya coba, sayur jadi terlalu layu. Jadi sekarang sayurnya saya kukus dan blender terpisah. Waktu baby O mau makan baru dicampurkan dengan buburnya.
Setelah bubur matang, biasanya juga masih akan terlihat 'jus' atau cairan bubur yang menggenang. Cukup diaduk aja, karena nanti akan mengental dengan sendirinya. Bubur yang sudah jadi, bisa disaring untuk bayi yang lebih kecil. Untuk baby O yang berumur 6 bulan, bubur ini cukup untuk 3-4x makan. Simpan di wadah tertutup di lemari pendingin (bukan freezer ya bun). Sebelum makan cukup dihangatkan sebentar. Kalau kekentalan, bubur boleh ditambah kaldu atau air matang.

Demikian cara membuat bubur dengan slow cooker versi saya. Kalau ada yang punya versi lain silakan dishare ya, bun. Happy cooking.

Btw, dulu belajar bikin buburnya juga liat di sini.

Cara membuat bubur bayi



Setelah 6 bulan ASI eksklusif, sekarang saatnya si kecil mulai makan makanan padat. Sesuai anjuran, makanan padat diperkenalkan mulai dari bentuk yang halus-halus terlebih dahulu. Seiring waktu, baru teksturnya perlahan diperkasar dan bisa diberikan makanan yang agak keras. Tahapan ini diperlukan, selain untuk melatih anak dalam menelan makanan, juga karena usus yang belum 'kuat' untuk menerima makanan yang keras. Jika dipaksakan, bayi bisa mengalami yang namanya terselip (intussusepsi) atau terpuntir (volvulus).
Nah, maka dari itu perjuangan bunda untuk memberikan makanan juga dimulai. Kali ini saya ingin membagikan cara memasak bubur nasi, seandainya bunda masih bingung atau belum pernah memasak bubur untuk bayi. Biasanya saya memasak bubur dari nasi yang sudah matang supaya proses memasaknya lebih cepat. Berikut caranya:
1. Siapkan nasi putih kira-kira 2-3 sendok makan
2. Masukkan air putih sekitar 1 gelas. Bisa ditambah jika pada prosesnya kurang. Ini bergantung pada sifat beras/nasi yang digunakan.
3. Masukkan bawang bombay 1/4 buah dan daun salam 1 lembar. Jika suka bisa ditambah bawang putih cincang atau bawang merah.
4. Masak hingga menjadi bubur.
5. Saring bubur, bisa dengan saringan kawat ataupun grinder. Bisa juga diblender.
Hasilnya cukup untuk makan satu kali si kecil.

Grinder

Mudah bukan bun? Resep ini adalah resep dasar. Jadi bisa dimodifikasi dengan menambahkan protein maupun sayuran. Nggak perlu menambahkan gula ataupun garam ya bun. Bayi belum butuh garam sampai usia 1 tahun. Kalau nekat, anak bisa darah tinggi. Gula juga sebaiknya tidak diberikan, karena bisa menaikkan kadar gula darah sejak dini. Biarkan anak merasakan rasa alami dari makanan yang kita perkenalkan.

Buat bayi yang baru belajar makan, sebaiknya makanan baru diperkenalkan dengan selang waktu 4 hari, guna melihat ada tidaknya alergi. Ingat juga ya bun, kalau anak belum terbiasa, sebaiknya sayuran jangan dicampur-campur. Satu macam dulu cukup, plus proteinnya. Kalau kebanyakan, anak bisa diare. Jadi dikombinasikan aja protein dan sayurannya. Protein di sini bisa didapat dari tempe, tahu, hati ayam, kacang-kacangan (kacang merah, polong), daging, ayam, telur, ikan, dan lain-lain. Sayur misalnya brokoli, bayam, bayam merah, asparagus, buncis, wortel, dan teman-temannya. Untuk lemak, boleh ditambahkan sedikit saja butter, minyak zaitun, atau sudah didapat dari kacang-kacangan dan ikan laut dalam (tuna, sardin, salmon).
Semoga bermanfaat.

Selasa, 02 Juli 2013

Cara menyusui sambil tiduran

Dulu waktu Baby O baru lahir, rasanya pengeeen banget bisa nyusuin sambil tiduran. Apalagi alesannya kalau bukan karena badan capek, remek, rentek, dan ngantuk. Sekarang begitu udah bisa jadi kebiasaan deh. Yang ada sekarang malah Baby O manja, belum mau bobo kalo belum dinenenin sambil tiduran. Tapi cara ini memang bermanfaat banget bun, apalagi pas badan lagi capek berat ato lagi kurang fit. Yuk kita simak langkah-langkahnya.

1. Siapkan 2 bantal besar dan 1 guling. Guling bisa diganti dengan bantal.

2. Letakkan satu bantal di bawah kepala(bisa ditambah 1 bantal kecil atau bantal besar jika terasa kurang pas).

3. Posisikan bayi dengan kepala kira-kira di samping payudara yang ingin disusukan.

4. Anda berbaring miring menghadap bayi yang juga miring. Supaya pas latch on nya. Jadi posisinya sama ya dengan menyusui duduk, bun. Perut ibu menyentuh perut bayi.

5. Letakkan guling di punggung. Gunanya untuk menyangga punggung agar tidak capek.

6. Selipkan bantal di sela paha, juga supaya nggak capek. Biasanya saya selipkan dengan bagian panjang sejajar paha.

7. Lengan di sisi menyusui bisa menyangga kepala atau diluruskan ke belakang.

Selama menyusui, jangan sampai kerasa ada otot yang tegang ya, bun. Nanti bisa pegal2, cepet capek, bahkan bisa sakit di leher dan sakit kepala. Jadi posisi badan harus benar-benar rileks. Kalau dirasa ada yang kurang ganjelannya, dimodifikasi aja senyaman mungkin buat ibu dan bayi. Happy nursing. Semoga bermanfaat.

Cara Memerah ASI Menggunakan Tangan

Buat bunda yang ingin tetap memberikan ASI sambil bekerja, tentu memerah ASI merupakan kegiatan rutin yang tidak bisa dilewatkan. Akan tetapi, memerah ASI dengan pompa kadang bisa sulit dilakukan. Misalnya selain karena harga pompa yang cukup mahal, ASI juga terlalu sedikit untuk dipompa, atau lupa membawa pompa. Jika ini pernah bunda alami, bunda bisa mempelajari cara memerah ASI menggunakan tangan sendiri.

Sebelum dimulai, ada baiknya kita mempelajari anatomi payudara telebih dahulu, supaya bunda tahu bagian mana sih yang merupakan gudang susu? Salah-salah nanti malah bagian yang memproduksi susu yang dipencet-pencet. Akibatnya malah merusak jaringan payudara. Jadi, air susu diproduksi oleh lobulus, yang bentuknya seperti gelembung-gelembung (di gambar berwarna ungu), kemudian disalurkan ke duktus, yang bentuknya seperti garis-garis menuju puting. Jadi kita memerah untuk mengeluarkan ASI yang berada di duktus ya, Bun.



Ada dua cara memerah ASI yang dikenal. Yang pertama adalah cara yang dilakukan di Stanford Hospital, dan yang satu lagi dikenal dengan teknik Marmet. Pada intinya, kedua cara tersebut hampir sama. Terserah bunda mau coba yang mana. Bisa disimak videonya supaya lebih jelas.
Cara Marmet: http://video.about.com/breastfeeding/Hand-Expression-Technique.htm
Cara Stanford Hospital: http://newborns.stanford.edu/Breastfeeding/HandExpression.html

Selain praktis, rupanya teknik memerah ASI menggunakan tangan ini dapat meningkatkan produksi ASI lho bunda. Ia juga merupakan cara memerah ASI yang paling mirip dengan isapan bayi ke payudara. Menarik bukan? Yuk kita simak caranya dan coba praktekkan. Jangan lupa cuci tangan dulu ya.

Untuk ringkasnya, berikut langkah-langkah memerah ASI dengan tangan:
1. Mulai dengan pijatan lembut pada payudara atau kompres dengan air hangat. Pijatan misalnya dimulai dengan menggunakan dua jari (telunjuk dan jari tengah) yang digerakkan membentuk lingkaran kecil-kecil, dari arah pangkal (dada) ke arah puting. Bisa juga dengan digaruk lembut dengan kelima jari atau sisir bayi atau sisir bergigi jarang dari arah dada ke arah puting. Payudara kemudian digoyangkan agar susu yang diproduksi semua berkumpul di dekat puting. Semua ini dilakukan dalam posisi duduk agak condong ke depan ya, bun.
2. Setelah pijat, bentuk jari telunjuk dan ibu jari membentuk huruf C. Kalau payudara ukurannya agak besar, boleh dibantu jari tengah. Letakkan ibu jari di atas pada arah pukul 12, dan jari telunjuk di arah pukul 6. Di mana? Sebaiknya di sekitar areola, yaitu bagian lingkaran hitam di sekitar puting. Karena ukuran areola bisa bervariasi antar ibu, jadi diukur sendiri ya bun. Sekitar 2,5-4 cm dari puting. Kalau kelebihan, payudara bisa jadi memar dan nyeri.
3. Boleh langsung pencet? Eits, tunggu dulu. Ada tekniknya lho. Setelah diletakkan pada posisi yang tepat, jari kemudian didorong ke arah dinding dada. Jadi ditekan ke dalam, tanpa meregangkan payudara. Kalau payudaranya besar, coba 'dicubit' dulu sebagian baru ditekan. Kalau teregang, saluran susu malah bisa terhambat bun.
4. Mulai perah payudara dengan menekan lembut payudara ke arah puting tanpa menggeser jari. Jadi jari nggak boleh gerak ya bun, nanti malah lecet. Dan nggak boleh puting ikut ditarik-tarik. Bisa rusak jaringannya. Kok nggak keluar? Memang nggak langsung keluar, karena butuh waktu untuk muncul LDR (let down reflex), yaitu refleks tubuh bunda untuk mengalirkan ASI. Lain kali dibahas ya soal cara memancing LDR ini.
5. Kalau sudah dipencet boleh langsung pencet lagi? Hoho.. Nggak bisa. Karena gudangnya juga perlu diisi lagi. Jadi tekanan perlu dilepaskan sebelum mulai memerah lagi. Siklusnya jadi rileks-tekan-perah, rileks-tekan-perah, dan seterusnya sampe susu tidak keluar lagi.
6. Pindah jari ke sekeliling payudara sampai ASI habis.
Keliatannya repot? Memang perlu waktu sampai bunda mahir dan terbiasa ya. Dikatakan juga bisa bergantian kok kiri kanan payudaranya supaya hasilnya maksimal. Kalau sudah timbul LDR biasanya memerah jadi mudah. Tapi sayangnya si LDR ini hanya berlangsung selama sekitar 3-4menit, jadi harus manfaatin secara maksimal supaya memerah nggak capek dan makan waktu lama.
Teknik ini sangat bermanfaat buat sejumlah bunda di luar sana lho. Terutama buat bunda yang nggak bisa nyusuin langsung bayinya karena satu dan lain hal. Buat bayi prematur apalagi, bisa cepat pertumbuhannya karena ASI juga makin banyak. Jadi semangat ya bun. Selamat mencoba.